PROYEK KOPAIKABO TERLANTAR

Unknown | 21.46 | 1 komentar


Jembatan rotan, Kali Kopaikaboo/ Yawei. (FOTO:Ils)

Proyek Pembangunan Pembangkit  Listrik Tenaga Air (PLTA)  Kopaibado, yang berkapasitas besar programkan Pemerintah Kabupaten Paniai, (sebelum Pemekaran Kab.Deiyai) terkesan terbengkalai. Pasalnya  proyek mega di Papua setelah PT.FI itu melakukan survey tanpa koordinasi masyarakat pemilik ulayat setempat.  Berikut catatan yang menapaki perjalanan proyek mega tersebut.

 Tahun 2007 program tersebut diusulkan oleh pemerintah Kabupaten Paniai, agar Kali Yawei yang bermuara ke Laut selatan itu bisa di gunakan kepentingan penerangan di sekitar wilayah Paniai, Timika dan Deiyai. Tak pelak gubernur Papua Barnabas Suebu, SH mengincar program tersebut. Ia menjadikan sebuah kegiatan perioritas. Bahkan sebelumnya ia (Gub. Bas) menjadikan isu politik ketika bersaing dengan Calon Gub. Lukas Enembe (red.gub. Papua sekarang). 

Proses berjalan terus, keserius pemerintah Provinsi terus perjuangkan dalam sejumlah pertemuan dan memperioritaskannya agar bisa selesaikan sebelum gubernus Bas meletakkan jabatan masa kepemimpinannya. Bukti seriusannya, semasa gubernur Barnabas Suebu, menganggarkan dana selama 5 tahun mencapai 850 miliar (red.data ada di DPRP Papua, Komisi D). 

Dalam kunjungan komisi D ke Kopaikabo, yang diketuai anggota DPRP Nasiona Uty, SE, didampingi staf ahli Komisi D, Apolo Samfanpo, ST.MT di pertengah tahun 2013, menyebutkan,  hasil pembangunan dari dana yang dianggarkan selama lima tahun masa kepemimpinan Barnabas Suebu, SH tidak menunjukkan hasil. Bahkan disana tidak ada sepotong besi atau tanda-tanda sentuhan pembangunan proyek mega tersebut.
PT.PPI yang menginves proyek itupun hingga saat ini belum memberikan tanggapan atas protes warga masyarakat pemilik Kopaikabo. Jelaslah bahwa dalam kegiatan megah ini tidak lepas dari perhatian  Dinas Energi dan Pertambangan, Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Pekerja Umum, baik tingkat Provinsi dan Kabupaten Paniai sebagai koordinasi atas program pembangunan jaringan listrik itu. 


Sementara terkait dengan hak ulayat, pihak Lembaga Adat Paniyai, Jhon NR. Gobay, merasa bahwa dirinya tidak dihargai oleh warga pemilik ulayat. Konon, terjadi mis komunikasi antara lembaga adat pemilik hak ulayat dan lembaga adat Papua kabupaten Paniai terjadi. 

Berangkat dari beberapa kalimat diatas ini sampai saat ini warga pemilik ulayat masih menungguh atas ketidakjelasan program/kegiatan tersebut. Bahkan, Lembaga Adat DIYOWEITOPOKE, masih berjuang untuk bertemu gubernur Papua, atas ketidakpastiannya.

Category: , ,

About GalleryBloggerTemplates.com:
GalleryBloggerTemplates.com is Free Blogger Templates Gallery. We provide Blogger templates for free. You can find about tutorials, blogger hacks, SEO optimization, tips and tricks here!

1 komentar:

  1. Kepada Pemerintah bahkan Pengusaha mohon untuk Wajib Menghargai dan Mengijinkan Pribumi jika tak demikian maka orang tersebut akan Dikutuk oleh Alam setempat,,,,,

    BalasHapus